Diburu Jepang hingga Jerman, Proyek PSEL Danantara Siap Ubah Sampah Jadi Listrik
- account_circle Redaksi
- calendar_month Sel, 21 Okt 2025
- comment 0 komentar
DANTA NEWS – Proyek Pengolahan Sampah Energi Listrik (PSEL) yang digarap PT Danantara Energi Indonesia mulai menarik perhatian investor global. Sejumlah perusahaan besar dari Jepang, China, Belanda, Jerman, hingga Singapura menunjukkan minat untuk terlibat dalam proyek Waste to Energy (WTE) tersebut.
Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan P. Roeslani, menyebutkan bahwa pihaknya telah menerima pendaftaran dari 107 badan usaha, terdiri dari 53 perusahaan dalam negeri dan 54 perusahaan asing. Menurutnya, antusiasme ini menandakan besarnya potensi ekonomi dari sektor pengelolaan sampah yang dikombinasikan dengan energi terbarukan.
“Yang mendaftar bukan pemain kecil. Hampir semua perusahaan besar di bidangnya, baik dari Asia maupun Eropa, ikut berpartisipasi,” ujar Rosan di Jakarta.
Proyek PSEL akan dikembangkan di 33 titik di seluruh Indonesia. Namun, pada tahap awal, terdapat 10 lokasi yang dinilai siap secara infrastruktur, lahan, dan pasokan sampah: Tangerang, Bekasi, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Bali, dan Makassar. Masing-masing wilayah ditargetkan mampu mengolah minimal 1.000 ton sampah per hari.
Rosan menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan yang lolos seleksi akan diperbolehkan membentuk konsorsium dalam pelaksanaan proyek. Pemilihan Badan Usaha Pelaksana PSEL (BUPP PSEL) akan dilakukan berdasarkan kriteria teknis, kemampuan finansial, dan pengalaman dalam mengelola teknologi ramah lingkungan.
Dasar hukum proyek ini adalah Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan Melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan. Regulasi tersebut memberi kewenangan bagi Danantara untuk menunjuk mitra pelaksana secara langsung dalam kondisi tertentu, selain melalui proses tender terbuka.
Sementara itu, di dalam negeri, sejumlah emiten energi dan infrastruktur mulai menyiapkan langkah strategis. PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA), PT Maharaksa Biru Energi Tbk. (OASA), PT Multi Hanna Kreasindo Tbk. (MHKI), dan PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk. (BIPI) disebut-sebut sebagai kandidat kuat yang akan berperan besar dalam proyek ini.
TOBA diketahui memperkuat portofolio di sektor pengelolaan limbah setelah mengakuisisi Sembcorp Environment senilai Rp4,77 triliun pada Maret 2025. Di sisi lain, OASA menggandeng mitra asal China, Tianying, untuk membangun PSEL di Tangerang Selatan dengan investasi Rp2,65 triliun dan kapasitas produksi listrik 19,6 megawatt.
BIPI yang selama ini dikenal sebagai perusahaan migas juga mulai merambah ke proyek energi terbarukan dengan rencana investasi mencapai US$300–350 juta. Langkah-langkah strategis para emiten ini menunjukkan arah baru dunia energi Indonesia menuju pengelolaan limbah berkelanjutan.
Kehadiran investor asing dan keterlibatan perusahaan lokal diharapkan tidak hanya mempercepat transisi menuju energi hijau, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah perkotaan di berbagai daerah.
- Penulis: Redaksi







Saat ini belum ada komentar